Berbagi
hal masalah yang dihadapi oleh tenaga kerja perempuan pedesaan di
Indonesia juga Negara berkembang
merupakan masalah yang komplek. Hal ini disebabkan karena masalah kultur yang
terkonstruk dalam suatu masyaakat, serta harkat dari perempuan itu sendiri
terhadap pemberian kesempatan bekerja bagi perempuan. Berbeda dengan kaum
laki-laki yang mempunyai kebebasan dalam mencari dan mengambil pekerjaan/ hal
ini terjadi karena perempuan dianggap mempunyai ketrampilan yang rendah yang
pada hakikatnya merupakan akibat dari persepsi kultural masyarakat terhadap
perempuan. Akan tetapi ini semua juga
tidak terlepas dari kebijakan-kebijkan makro ekonomi yang diambil pemerintah
baik dalam sektor ekonomi maupun sektor industri.
Adapun faktor-faktor sosio-kultural
dalam masalah tenaga kerja pedesaan di
Indonesia dalam bukunya lukman sutrisno tentang kemiskinan, perempuan, dan
pemberdayaan menguraikan bahwa pembatas budaya yangtelah diciptakan oleh
masyarakat yang membuat perempuan tidak sebebas laki-laki dalam hal mencari dan
memilih pekerjaan. Perempuan yang selalu dituntut untuk mencari pekerjaan yang
tidak melanggar kodrat mereka sebagai perempuan misalnya, akan terlihat aneh
jika masyarakat menemukan seorang perempuan bekerja sebagai sopir taksi atau
sebagai kondektur bus, karena dianggap melanggar kodrat perempuan. Terkadang
kita juga masih melihat kecenderungan masyarakat untuk memperkerjakan buruh
laki-laki ketimbang perempuan dengan alasan buruh laki-laki lebih efisien dan
masih adanya upah buruh ang berbeda antara perempuan baik laki-laki di sektor
industri maupun pertanian. Hal ini terjadi karena pembatas-pembatas yamg
menciptakan kelas-kelas dalam suatu masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan
tidak perlu memperoleh pendidikan formal yang terlalu tinggi.
Pembatas budaya tersebut menempatkan
tenaga kerja perempuan pedesaan dalam situasi yang tidak menguntungkan. Adanya
persepsi pria lebih mampu dar perempuan yang dicerminkan dalam perbedaan upah
buruh laki-laki dan perempuan akan menyebabkan kelompok perempuan tetap menjadi
sumber tenaga kerja yang murah dan karenanya tudak akan mampu untuk
mnegakumulasi kapital yang dibutuhkan untuk mengangkat kehidupan sosial ekonomi
mereka. Disamping faktor sosial faktor sosial budaya yang ada dalam masyarakat,
masalah tenaga kerja perempuan muncul sebagai akibat pengaruh kebijakan makro
ekonomi yang ditempuh pemerintah. Yang paling mutakhir saat ini adalah
kebijakan departemen keuangan tentang pita cukai atau kemasan terhadap rokok
kretek. Peraturan ini mengakibatkan pabrik-pabrik rokok harus merumahkan ratsan
buruh mereka yang kebanyakan dari kalangan perempuan. Demikian pula ketika kita
ingat akibat dari perubahan teknologi disektor pertanian padi terhadap tenaga
kerja perempuan di pedesaan ketika pemerintah memperkenalkan mesin huller
sebagai pnunjang modernisasi untuk pertanian di Indonesia. Banyak tenaga kerja
perempuan pedesaan yang kehilangan mata pencaharian sebagai penumbuk padi
karena masuknya mesin huller di daerah pedesaan. Sebenarnya masih banyak lagi
masalah-masalah pengeksploitasian ketenaga kerjaan perempuan seperti pada
permulaan abad ini ribuan industri batik kecil dijawa yang menyerap banyak
tenaga kerja perempuan mengalami kebangkrutan karena diperkenalkannya teknologi
batik cap dalam proses produksi kain batik. Tuntutan efisiensi pada industri
batik membawa dampak lebih lanjut berupa pengambil alihan berupa bagian-bagian
dari proses produksi batik yang semula memonopoli oleh tenaga kerja perempuan.
Dari sekian permasalahan yang telai
diurai bahwa pembangunan atau modernisasi ekonomi yang dilakukan pemerintah
masih belum berhasil dinikmati oleh tenaga kerja perempuan, khususnya perempuan
pedesaan. Yang mana hal ini berdampak tenaga kerja perempuan pedesaan etap
mengikat dirinya pada sektor perdagangan kecil yang menjual barang-barang
dagangan yang tak tahan lama untuk keperluan sehari-hari seperti sayur mayur
ataupun hasil masakan sendiri. Selain itu mereka juga mencari pekerjaan yang
aman dalam artian yang tidak dipengaruhi oleh pesaing tenaga kerja laki-laki
ataupun kebijakan ekonomi makro pemerintah seperti menjadi pembantu rumah
tangga dan yang lainnya.
How To Play Baccarat - FBSBASINO
BalasHapusOnce you have mastered the basic 바카라 사이트 gameplay of playing Baccarat, you'll be 1xbet sure to try your hand 바카라 사이트 at some Baccarat games, and that's what we do best