Rabu, 19 Desember 2012

Tenaga Kerja Perempuan Pedesaan Dalam Perspektif Sosio-Kultural

Berbagi hal masalah yang dihadapi oleh tenaga kerja perempuan pedesaan di Indonesia  juga Negara berkembang merupakan masalah yang komplek. Hal ini disebabkan karena masalah kultur yang terkonstruk dalam suatu masyaakat, serta harkat dari perempuan itu sendiri terhadap pemberian kesempatan bekerja bagi perempuan. Berbeda dengan kaum laki-laki yang mempunyai kebebasan dalam mencari dan mengambil pekerjaan/ hal ini terjadi karena perempuan dianggap mempunyai ketrampilan yang rendah yang pada hakikatnya merupakan akibat dari persepsi kultural masyarakat terhadap perempuan. Akan tetapi ini semua  juga tidak terlepas dari kebijakan-kebijkan makro ekonomi yang diambil pemerintah baik dalam sektor ekonomi maupun sektor industri.
            Adapun faktor-faktor sosio-kultural dalam masalah  tenaga kerja pedesaan di Indonesia dalam bukunya lukman sutrisno tentang kemiskinan, perempuan, dan pemberdayaan menguraikan bahwa pembatas budaya yangtelah diciptakan oleh masyarakat yang membuat perempuan tidak sebebas laki-laki dalam hal mencari dan memilih pekerjaan. Perempuan yang selalu dituntut untuk mencari pekerjaan yang tidak melanggar kodrat mereka sebagai perempuan misalnya, akan terlihat aneh jika masyarakat menemukan seorang perempuan bekerja sebagai sopir taksi atau sebagai kondektur bus, karena dianggap melanggar kodrat perempuan. Terkadang kita juga masih melihat kecenderungan masyarakat untuk memperkerjakan buruh laki-laki ketimbang perempuan dengan alasan buruh laki-laki lebih efisien dan masih adanya upah buruh ang berbeda antara perempuan baik laki-laki di sektor industri maupun pertanian. Hal ini terjadi karena pembatas-pembatas yamg menciptakan kelas-kelas dalam suatu masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan formal yang terlalu tinggi.
            Pembatas budaya tersebut menempatkan tenaga kerja perempuan pedesaan dalam situasi yang tidak menguntungkan. Adanya persepsi pria lebih mampu dar perempuan yang dicerminkan dalam perbedaan upah buruh laki-laki dan perempuan akan menyebabkan kelompok perempuan tetap menjadi sumber tenaga kerja yang murah dan karenanya tudak akan mampu untuk mnegakumulasi kapital yang dibutuhkan untuk mengangkat kehidupan sosial ekonomi mereka. Disamping faktor sosial faktor sosial budaya yang ada dalam masyarakat, masalah tenaga kerja perempuan muncul sebagai akibat pengaruh kebijakan makro ekonomi yang ditempuh pemerintah. Yang paling mutakhir saat ini adalah kebijakan departemen keuangan tentang pita cukai atau kemasan terhadap rokok kretek. Peraturan ini mengakibatkan pabrik-pabrik rokok harus merumahkan ratsan buruh mereka yang kebanyakan dari kalangan perempuan. Demikian pula ketika kita ingat akibat dari perubahan teknologi disektor pertanian padi terhadap tenaga kerja perempuan di pedesaan ketika pemerintah memperkenalkan mesin huller sebagai pnunjang modernisasi untuk pertanian di Indonesia. Banyak tenaga kerja perempuan pedesaan yang kehilangan mata pencaharian sebagai penumbuk padi karena masuknya mesin huller di daerah pedesaan. Sebenarnya masih banyak lagi masalah-masalah pengeksploitasian ketenaga kerjaan perempuan seperti pada permulaan abad ini ribuan industri batik kecil dijawa yang menyerap banyak tenaga kerja perempuan mengalami kebangkrutan karena diperkenalkannya teknologi batik cap dalam proses produksi kain batik. Tuntutan efisiensi pada industri batik membawa dampak lebih lanjut berupa pengambil alihan berupa bagian-bagian dari proses produksi batik yang semula memonopoli oleh tenaga kerja perempuan.
            Dari sekian permasalahan yang telai diurai bahwa pembangunan atau modernisasi ekonomi yang dilakukan pemerintah masih belum berhasil dinikmati oleh tenaga kerja perempuan, khususnya perempuan pedesaan. Yang mana hal ini berdampak tenaga kerja perempuan pedesaan etap mengikat dirinya pada sektor perdagangan kecil yang menjual barang-barang dagangan yang tak tahan lama untuk keperluan sehari-hari seperti sayur mayur ataupun hasil masakan sendiri. Selain itu mereka juga mencari pekerjaan yang aman dalam artian yang tidak dipengaruhi oleh pesaing tenaga kerja laki-laki ataupun kebijakan ekonomi makro pemerintah seperti menjadi pembantu rumah tangga dan yang lainnya.

1 komentar:

  1. How To Play Baccarat - FBSBASINO
    Once you have mastered the basic 바카라 사이트 gameplay of playing Baccarat, you'll be 1xbet sure to try your hand 바카라 사이트 at some Baccarat games, and that's what we do best

    BalasHapus