A.
ALIRAN
MALTHUSIAN DAN NEO MALTHUSIAN
A.1. Aliran
Malthusian
Aliran Malthusian
dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta yang hidup pada
tahun 1798 hingga tahun 1834. Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle of Population as it Affect Future
Improvemenet of Society, with remarkson the speculations of Mr. Godwin, Mr.
Condorcet and other Writer atau lebih populer dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The Principle of
Population) diterbitkan pertama kali pada tahun 1798.
Ia menyatakan bahwa penduduk itu (seperti juga
tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang
biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi
ini. Tinggi pertumbuhan ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki
dan perempuan tidak bisa dihentikan[1].
Manusia memerlukan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada laju pertumbuhan makanan. Perkembangan
penduduk akan mengikuti deret urut sedangkan perkembangan subsistem (pangan) mengikuti deret hitung
dengan interval waktu 25 tahun seperti berikut[2]:
Penduduk
: 1 2 4 8 16 32 64 128 dst
Subsistem
: 1 2 3 4 5 6 7 8 dst
(pangan)
Jika kondisi ini dibiarkan maka manusia akan
mengalami kekurangan pangan dan kemiskinan. Untuk keluar dari permasalah ini
menurut Malthus harus ada pengekangan perkembangan penduduk. Pengekangan
tersebut dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud
dengan pengekangan hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera
adalah bentuk preventive check dan positive check[3].
1. Preventive check
Preventive check adalah
pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran. Preventive check timbul
karena kemampuan penalaran manusia sehingga dapat meramalkan akibat-akibat yang
akan terjadi di kemudian hari. Preventive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Moral restraint
(Pengekangan diri)
Moral restraint yaitu segala usaha mengekang nafsu
seksual.
b. Vice
Vice yaitu pengurangan kelahiran seperti, abortus, penggunaan alat kontrasepsi,
homoseksual, pelacuran.
2. Positive check
Positive check adalah
pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah jumlah
penduduk lebih besar daripada jumlah persediaan pangan maka dapat dipastikan
akan terjadi kelaparan, wabah penyakit, dan lain sebagainya. Sehingga dapat
dipastikan tingkat kematin akan semakin meningkat. Positive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Vice (kejahatan)
Vice yaitu segala jenis pencabutan nywa sesama manusia seperti manusia
seperti pembunuhan anak-anak (infanticide),
pembunuhan orang-orang cacat, dan orang tua.
b. Misery (kemelaratan)
Misery yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti berbagai
jenis penyakit dan epidemi, bencana alam, kelaparan, kekurangan pangan dan
peperangan.
Bagi Malthus moral restraint merupakan pembatasan
kelahiran yang paling penting, sedangkan penggunaan alat kontrasepsi belum
dapat diterimanya. Pendapat banyak mendapat kriikan dari para ahli yang
menimbulkan diskusi secara terus menerus. Karena gagasan yang dicetuskan
Malthus pada abad 18 dianggap aneh pada saat itu . Malthus mengatakan bahwa
dunia akan kehabisan sumber daya alam karena jumlah penduduk yang terus
meningkat, hal ini bagi mereka tidak dapat diterima oleh akal sehat. Pada dunia
baru seperti Amerika, Afrika, Autralia dan Asia dengan sumber daya alam yang
melimpah mereka berpendapat bahwa persediaan makanan tidak akan habis. Sehingga
preposisi yang diajukan oleh Malthus tersebut akhirnya memunculkan beberapa
kritik sebagai berikut[4]
:
¨
Mathus terlalu menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ia tidak
menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transpor yang dikombinaksikan
dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat, Australia dan
tempat-tempat lainnya. Karena dengan kemajuan-kemajuan transportasi yang
menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya sehingga pendistribusian bahan
makanan ke daerah-daerah yang kekurangan makanan mudah dilaksanakan.
¨
Dalam kondisi yang menguntungkan, hewan dan tanaman dapat meningkat
menurut deret ukur. Malthus tidak memperhitungkn bahwa teknologi juga dapat
maju dengan pesat. Dengan adanya peningkatan metode-metode pertanian seperti
penggunaan pupuk dan bibit unggul lebih banyak maka dapat menaikkan
produktivtas.
¨
Malthus tidak memeprtimbangkan kontrol fertilitas bagi pasangan-pasangan
yang sudah menikah. Pada tahun 1822, Francis Place menganjurkan pembatasan
kelahiran setelah perkawinan.
¨
Malthus tidak memperhitungkan bahwa fertilits dapat menurun apabila
terjadi perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup penduduk dinaikkan.
A.2. Aliran Neo
Malthusian
Pada permulaan abad ke 19 orang masih dapat
mengatakan bahwa apa yang diramalkan malthus tidak mungkin terjadi. Tetapi
sekarang beberapa orang percaya bahwa hal itu akan terjadi. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa setiap minggunya ada lebih dari satu juta bayi lahir di dunia
ini, ini berarti satu juta lagi mulut yang harus diberi makan.
Dengan realitas yang ada seperti itu akhirnya pada
akhir abad 19 dan awal abad 20 Teori Malthus diusung kembali oleh Garreth
Hardin dan Paul Ehrlich. Garreth Hardin dan Paul Ehrlich memunculkan Aliran Neo Malhusian. Aliran ini lebih
radikal dari pada Aliran Malthus. Aliran ini tidak sependapat dengan gagasan
Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja. Akan tetapi mereka menawarkan bahwa untuk
mengurangi jumlah penduduk dapat dilakukan dengan cara preventive checks, misalnya dengan penggunaan alat kontrasepsi dan
aborsi[5].
- ALIRAN MARXIS
Aliran ini di
pelopori oleh Karl Marx dan Friederich Engels ketika Malthus meninggal dunia di
Inggris pada
tahun 1834.
Pada waktu itu teori Malthus sangat berperan di Inggris maupun di Jerman. Marx
dan Engel tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak
ada pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan
bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Menurut Marx, kemelaratan terjadi
bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena
kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara
kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh
sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Marx juga mengatakan
bahwa, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan oleh kaum buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan
karena kekurangan bahan pangan, akan tetapi karena kaum kapitalis mengabil
sebagian dari pendapatan kaum buruh yang dihasilkan. Jadi, menurut Marx dan Engels
sistem kapitalis yang meneyebabkan kemelaratan tersebut, dimana kaum pemilik modal menguasai
alat-alat produksi. Maka menurut Marx untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat
harus diubah dari sistim kapitalis menjadi sistim sosialis.
Menurut Marx dalam sistem sosialis
alat-alat produksi di kuasai oleh buruh, sehingga gaji buruh tidak akan
terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh karena itu
masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Marx juga mengatakan bahwa semakin
banyak jumlah manusia, semakin tinggi hasil produktivitasnya, jadi tidak perlu diadakan
pembatasan pertumbuhan penduduk. Marx dan Engel menentang usaha-usaha moral restraint yang dicetuskan oleh Malthus.
Dalam
hal ini pendapat Marx banyak yang menganutnya seperti halnya dengan Malthus.
Setelah Perang Dunia II dunia dibagi menjadi tiga kelompok; pertama, negara-negara kapitalis yang
umumnya cenderung membenarkan teori Malthus seperti Amerika Serikat, Ingris,
Prancis, Australia, Canada, dan Amerika latin; kedua, negara yang menganut sistem sosial, seperti Uni Soviet,
negara-negara Eropa Timur, Republik Rakyat Cina, Korea Utara dan Vietnam; ketiga, negara-negara nonblok seperti
India, Mesir dan Indonesia.
Beberapa kritik yang
telah dilontarkan terhadat teori Marx ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Marx menyatakan bahwa hukum kependudukan di negara sosialis merupakan antithesa
hukum kependudukan di negara kapitalis. Menurut hukum ini apabila di negara
kapitalis tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-sama rendah maka di
negara sosialis akan terjadi kebalikannya yaitu tingkat kelahiran dan tingkat
kematian sama-sama tinggi. Namun kenyatanya tidaklah demikian, tingakat
pertumbuhan penduduk di negara Uni Soviet hampir sama dengan negara-negara maju yang sebagian besar
merupakan negara kapitalis.
C. Aliran Modern
John Stuart Mill
John Stuart merupakan ahli filsafat
dan ahli ekonomi yang berkebangsaan inggris yang juga menerima asumsi Malthus
mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai
suatu kebenaran. Akan tetapi John Stuart juga mengatakan bahwa pada suatu
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi tingkah laku demografi di
sekitarnya. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa apabila produktivitas
seseorang tinggi ia akan cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Pada
situasi seperti ini fertilitas akan rendah dan taraf hidup menjadi determinan
fertilitas. Jadi tidaklah benar kalau kemiskinan tidak dapat dihindarkan
seperti apa yang di katakan oleh Malthus karean menurut John Stuart bahwa
kemiskinan terjadi karena sistem kapitalis (seperti pendapat Marx).
Arsene Dumont
Arsene Dumont, seorang ahli demografo yang berasal
dari Prancis yang idup pada akhir abad 19. Pada tahun 1890 dia menulis sebuah
artikel berjudul Depopulation et
civilization. Ia mencetuskan teori penduduk baru yang di sebut dengan teori
kapilaritas sosial (theory fo social
capilarity). Kapilaritas sosial menitikberatkan pada keinginan seseorang
untuk mencapai kedudukan yanglebih tinggi di masyarakat. Teori ini di buat
berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.
Teori kapilaritas sosial dapat
berkembang dengan baik di negara-negara demokrasi, yang mana di setiap individu
mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat.
Sebagai contoh di negara Prancis yang mempunyai sistem demokrasi sangat baik,
orang-orang disana berlomba untuk mencapai kedudukan yang tinggi, akibatnya
fertilitas menjadi rendah.
Emile Durkheim
Emile Durkheim merupakan ahli sosiolog yang ada di
Prancis yang hidup pada akhir abad 19. Durkheim menekankan perhatiannya
padakeadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia mengatakan
bahwa, yang mana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju
pertumbuhan penduduk, akan menimbulkan persaingan diantara penduduk akibat
untuk dapat mempertahankan hidupnya. Dalam usaha memenangkan persaingan ini
setiap orang berusaha meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang dia miliki
serta mengambil spesialisasi-spesialisasi tertentu yang dapat menunjang
kehidupannya untuk menjadi lebih baik. Dalam situasi seperti ini biasanya
terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang komplek.
Jika dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan dan masyarakat industri sksn terlihat pada masyarakat pedesaan tidak
akan terjadi persaingan yang ketat dalam hal pekerjaan akan tetapi masyarakat
industri akan terlihat seperti sebaliknya. Hal ini terjadi karena masyarakat
industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.
Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Dalam hal ini Sadler mengemukakan bahwa daya
reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu negara atau
wilayah. Jika kepadatan penduduk tinggi maka daya reproduksi akan menurun,
sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah maka daya reproduksi akan meningkat.
sedangkan Doubleday juga mengemukakan hal yang sama dengan Sadler akan tetapi
Doubleday menitikberatkan pada daya reproduksi penduduk berbanding terbalik
dengan tingkat kepadatan. Doubleday mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan
kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Sedangkan menurut
Doubleday, kekurangan bahan makanan merupakan perangsang bagi daya reproduksi
manusia, sedang kelebihan pangan justru akan menjadi faktor penghambat
perkembangan penduduk.
Teori-teori ini banyak diilhami oleh
teori aksi dan reaksi dalam maninjau perkembangan penduduk suatu negara. Teori
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kematian penduduk maka semakin tinggi
pula tingkat produksi manusia.
Teori-teori ini banyak diilhami oleh
teori aksi dan reaksi dalam maninjau perkembangan penduduk suatu negara. Teori
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kematian penduduk maka semakin tinggi
pula tingkat produksi manusia.
Penganut Kelompok Telnologi Yang Optimis
Adanya pandangan yang suram tentang
teori yang dikemukakan oleh Malthus maka kelompok teknologi ini menentangnya.
Kelompok ini beranggapan bahwa manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu
melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah barang-barang yang
sudah habis dipakai.
Ahli futurlogi Herman kahn mengatkan
bahwa negara-negara kaya akan membantu
negara-negara mskin. Pada masa ini tidak
akan terjadi lagi perbedaan yang mencolok diantara umat manusia di dunia ini.
Dengan tingkat teknologi sekarangn ini
mereka memperkirakan bahwa dunia dapat menampung 15 miliun orang dengan
pendapatan melebihi amerika. Dunia tidak akan kehabisan sumber daya makanan,
karena seluruh bumi ini terdiri dari mineral-mineral. Proses pengertian dan
recycling akan terus terjadi dan era ini disebut dengan era subtitusi. Mereka
mengkritik bahwa the limit of growth bukan
memecahkan masalah tetapi memperbesar permasalahan tersebut.
Kelompok Malthus dan Kelompok
teknologi ini mendapat kritikan dri kelompok ekonomi, karena keduanya tidak
memperhatikan masala-amsalah organisasi sosial yang mana distribusi pendapatan
tidak merata1. DAFTAR PUSTAKA
Horton, Paul B. 1984. Sosiologi, Jakarta: Erlangga.
Lucas, david. 1995. Pengantar Kependudukan, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Malthus, et al. 2007. Kependudukan Dilema dan Solusi, Bandung:
Nuansa.
Mantra, Ida Bagoes.
2011. Demografi Umum, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Munir, Rozy (ed). 1986. Teori-Teori Kependudukan, Jakarta: Bina
Aksara.
Narwoko, J. Dwi. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:
Kencana.
Rusli, Said. 1985.
Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar